Slogohimo – Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Soco, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menunjukkan semangat melestarikan aksara Jawa dan sandangan. Melalui kegiatan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, mereka semakin memahami dan mencintai warisan budaya leluhur ini.
Aksara Jawa, atau yang lebih dikenal dengan Hanacaraka, merupakan aksara tradisional yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa. Aksara ini memiliki keunikan tersendiri, dengan setiap hurufnya memiliki makna dan filosofi yang mendalam. Selain aksara, terdapat juga sandangan, yaitu tanda-tanda yang digunakan untuk mengubah bunyi huruf vokal dalam aksara Jawa. Sandangan memiliki peran penting dalam menentukan makna kata dalam bahasa Jawa.
Dalam upaya melestarikan aksara Jawa dan sandangan, SDN 1 Soco melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Salah satu kegiatan yang menarik adalah mengenal dan menulis aksara Jawa serta pasangannya. Dalam kegiatan ini, siswa ditantang untuk menulis kata-kata atau kalimat dalam aksara Jawa dengan menggunakan sandangan yang tepat. Kegiatan ini tidak hanya menguji kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa, tetapi juga meningkatkan pemahaman mereka tentang makna dan fungsi sandangan.
Selain menghafal dan menulis, siswa juga diajak untuk belajar membaca dan memahami teks-teks kuno yang ditulis dalam aksara Jawa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengenal lebih dekat sejarah dan budaya Jawa, serta memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam aksara Jawa.
Kepala Sekolah SDN 1 Soco, Purnamaningsih Handayani, S.Pd,SD. M.Pd., mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran aksara Jawa dan sandangan ini merupakan upaya untuk menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya bangsa sejak dini. “Kami berharap, dengan aksara Jawa dan sandangan, siswa dapat lebih menghargai dan melestarikan budaya Jawa di era modern ini,” ujarnya.
Upaya SDN 1 Soco dalam melestarikan aksara Jawa dan sandangan patut diapresiasi. Melalui kegiatan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, siswa tidak hanya menjadi penghafal dengan aksara Jawa, tetapi juga memahami makna dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, mereka dapat menjadi generasi muda yang cinta terhadap budaya sendiri dan memiliki semangat untuk melestarikannya.